MALANG – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) menggelar diseminasi gender selama dua hari, dengan tujuan utama untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran gender di kalangan mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Rektorat Lt. 4 ruang LPMP UIN Maliki pada Jumat (29-30/5).
Ketua PSGA UIN Malang, Ervania Zuhriah, menjelaskan bahwa diseminasi ini adalah salah satu bentuk transformasi dan sosialisasi gender di lingkungan kampus. Harapannya, mahasiswa akan memiliki sensitivitas dan responsivitas gender yang lebih baik. Ia juga menekankan pentingnya basis wawasan gender dalam kegiatan akademik dan penelitian mahasiswa.
“Saat ini, kurikulum perguruan tinggi belum sepenuhnya mengakomodir mata kuliah yang terintegrasi dengan gender. Bias gender masih terlihat dalam kebijakan, manajemen, dan tri dharma perguruan tinggi. Kita perlu mengatasi kesenjangan gender di masyarakat dan khususnya di perguruan tinggi,” kata Ervania, yang saat ini tengah mengejar gelar doktor di Universitas Brawijaya.
Puncak acara diseminasi ini adalah pengukuhan seluruh peserta sebagai mitra Gender Focal Point (GFP). Dalam tim GFP, peserta diharapkan dapat berkontribusi dalam penelitian dan kajian ilmiah yang dilakukan oleh PSGA. Ketua LP2M UIN Maliki Malang, Mufidah, menegaskan bahwa setiap mitra dalam GFP harus memiliki kompetensi yang kuat, termasuk pemahaman gender, keterampilan berproses, advokasi, dan kemampuan mendengarkan dengan baik.
“Dalam GFP ini, setiap mitra akan dilatih menjadi fasilitator, motivator, dan negosiator yang handal dalam upaya mempromosikan kesetaraan gender di lingkungan kampus dan masyarakat,” tambah Mufidah, yang juga dikenal sebagai aktivis gender.
Diharapkan, melalui kegiatan ini, mahasiswa UIN Maliki Malang akan semakin sadar akan pentingnya perspektif gender dalam setiap aspek kehidupan mereka, dan perguruan tinggi akan menjadi lingkungan yang lebih inklusif dan setara bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.