Malang, 21 November 2024 – Isu kekerasan yang menimpa perempuan dan anak masih menjadi perhatian serius. Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap fenomena ini, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyelenggarakan The International Conference on Engineering, Technology, and Social Sciences (ICONETOS) ke-4, bertempat di Home Theater Fakultas Humaniora. Konferensi ini menjadi wadah penting untuk menyuarakan penghentian segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, terutama terhadap perempuan dan anak. Dr. Istiadah, MA., Kepala PSGA UIN Malang, menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag., menyampaikan bahwa kesetaraan gender memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. “Kesetaraan gender bukan hanya gerakan, tetapi langkah besar untuk memperkuat pembangunan negara. Pembangunan berbasis gender adalah landasan penting untuk menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien,” jelasnya. Prof. Umi juga menyoroti pentingnya apresiasi terhadap pekerjaan rumah tangga yang sering diabaikan serta perlunya memberikan ruang partisipasi penuh bagi perempuan dalam setiap aspek pembangunan. “Gerakan ini sejalan dengan nilai-nilai Islam, yang menekankan kesetaraan dalam pendidikan dan hak individu. Pendidikan adalah jalur efektif untuk mempromosikan kesetaraan gender,” tambahnya.
Ketua LP2M, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd., menegaskan dukungan pemerintah dalam memperjuangkan anti-diskriminasi melalui jalur pendidikan. Program seperti beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) menjadi salah satu langkah nyata. “Kini, pendidikan tidak lagi dikaitkan dengan status ekonomi, tetapi lebih pada motivasi individu untuk maju,” tegas beliau. ICONETOS 2024 turut menghadirkan sejumlah narasumber pegiat gender dari berbagai institusi nasional dan internasional, seperti One Widyawati (DP3AK Jawa Timur), Sukesi Rahayu (ISI Surakarta), Saira Kazmi (Quaid-i Azam University, Pakistan), Noornajihan Jafar (Universiti Sains Islam Malaya), Listia (Pappyruz Yogyakarta), dan Hosniah Salaeh (Fatony University, Thailand). Konferensi ini menjadi langkah strategis untuk memperluas kesadaran publik tentang pentingnya penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak, sekaligus mendorong implementasi kebijakan berbasis gender di Indonesia.