Oleh: Wardah Nuril
Hari Buruh, 1 Mei, bukan sekadar libur, melainkan momen refleksi mendalam atas kontribusi pekerja dan perjuangan hak-hak mereka. Lebih dari sekadar upah, isu mendasar seperti kesetaraan gender dan masa depan anak-anak pekerja harus menjadi fokus utama.
Ketidaksetaraan gender masih menjadi masalah krusial di dunia kerja. Kesenjangan upah, diskriminasi, dan beban ganda yang seringkali dialami pekerja perempuan memerlukan perhatian serius. Hari Buruh harus mendorong keadilan ekonomi yang inklusif gender.
Selain itu, kesejahteraan pekerja memiliki dampak langsung pada anak-anak mereka. Upah layak dan kondisi kerja yang aman adalah fondasi bagi pemenuhan kebutuhan anak.
Momentum ini harus dimanfaatkan untuk mendorong kebijakan yang responsif gender dan mendukung keseimbangan kerja-keluarga. Solidaritas global pada Hari Buruh menunjukkan bahwa isu pekerja adalah universal. Peringatan ini harus dilakukan secara konstruktif, fokus pada esensi perjuangan tanpa merugikan masyarakat.Pada akhirnya, Hari Buruh adalah tentang martabat pekerja. Mewujudkan hak atas upah layak, kondisi kerja aman, serta kepastian kerja yang adil bagi semua gender adalah investasi bagi masa depan anak-anak pekerja.Mari jadikan Hari Buruh sebagai pendorong terciptanya Indonesia yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh pekerja dan generasinya.
Sumber Gambar: Pinterest