MALANG – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar Focus Group Discussion (FGD) Dewan Pakar Gender dengan tema “Menuju Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG)” pada Kamis (20/7/2023) lalu. Acara ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran PSGA sebagai basis akademis yang berkontribusi positif dalam pengambilan keputusan serta kebijakan yang ramah gender dan anak.
Dalam FGD ini, para pakar dan dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berdiskusi secara intensif mengenai isu-isu gender dan anak. Prof. Dr. Mufidah, M.Pd., salah satu pakar yang hadir, berbagi pengalaman yang telah ia kumpulkan selama bertahun-tahun dalam bidang studi gender. Ia menggarisbawahi bahwa meskipun isu kesetaraan gender telah menjadi topik hangat dalam berbagai diskusi, praktiknya masih belum optimal terutama dalam dunia politik di mana maskulinitas masih mendominasi.
Mufidah juga memberikan wawasan tentang peran PSGA di perguruan tinggi. Ia mengungkapkan bahwa PSGA seharusnya tidak hanya berfokus pada penanganan masalah-masalah tertentu. Ia menyarankan agar PSGA dilengkapi dengan unit Woman Crisis Center dan Family Corner untuk menampung berbagai permasalahan yang mungkin timbul. Dengan begitu, PSGA dapat lebih fokus pada penyebaran pemahaman gender yang lebih luas dan memperkuat perannya dalam pembangunan kampus.
Dekan Fakultas Syariah, Prof. Dr. Sudirman Hasan, MA., juga mendukung peran strategis PSGA di universitas. Ia menyoroti pentingnya pendidikan dan fasilitasi untuk mahasiswa dalam mencari jati diri dan membangun hubungan yang sehat. PSGA diharapkan dapat memberikan edukasi yang konsisten dan membantu mereka yang membutuhkan dukungan moral. Sudirman berharap agar kekerasan dapat diminimalisir dan jika terjadi, dapat ditangani secara profesional tanpa merugikan pihak-pihak yang terlibat.
Dr. Istiadah, MA., Kepala PSGA UIN Malang, menegaskan bahwa FGD ini merupakan upaya serius untuk membahas isu-isu gender dan mencari solusi yang konstruktif. Dengan melibatkan para pakar dan dosen yang memiliki perhatian khusus terhadap isu gender, ia yakin bahwa FGD ini akan memberikan kontribusi yang berarti dalam memajukan pemahaman gender di lingkungan kampus tersebut. Acara ini merupakan langkah positif menuju perubahan yang lebih baik dan responsif terhadap isu-isu gender dan anak. (*)