Oleh: Syahiduz Zaman
Sebagai seorang pengampu mata kuliah kewirausahaan selama lebih dari empat tahun, ada hal menarik bagi saya tentang niat kewirausahaan yang muncul di kalangan mahasiswa. Melalui diskusi di kelas dan tugas-tugas kuliah yang saya berikan, ternyata saya mendapati bahwa niat kewirausahaan berbeda signifikan antara mahasiswa pria dan wanita. Berikut ini adalah penjelasan dan pemikiran saya.
Pendidikan tinggi telah menjadi jembatan yang memandu generasi muda menuju dunia kerja. Sebagai bagian dari peralihan ini, banyak mahasiswa yang mulai tertarik untuk mengeksplorasi bidang kewirausahaan, sehingga perlu dipahami lebih dalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi Intensi Kewirausahaan (Enterpreneurial Intention) mereka. Namun, fenomena menarik yang dapat kita lihat adalah adanya kesenjangan gender dalam niat kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Beberapa studi terakhir yang saya baca, menunjukkan perbedaan signifikan dalam niat kewirausahaan antara mahasiswa pria dan wanita. Meski dalam beberapa tahun terakhir perbedaan tersebut tampak mengecil, tetapi kesenjangan tersebut masih tetap ada. Sejumlah faktor yang berperan dalam niat kewirausahaan, seperti persepsi kendala, dukungan sosial, dan pengalaman sebelumnya dalam kewirausahaan, berpengaruh secara berbeda pada mahasiswa pria dan wanita.
Persepsi kendala kerap kali memainkan peran penting dalam menentukan sejauh mana mahasiswa berminat untuk berkecimpung dalam kewirausahaan. Terkadang, mahasiswa merasa terhalang oleh berbagai hambatan, seperti kurangnya modal, pengetahuan, atau keterampilan kewirausahaan. Kendala-kendala ini seringkali lebih memengaruhi mahasiswa wanita, yang mungkin merasa tidak memiliki cukup dukungan atau sumber daya untuk mengatasi hambatan tersebut.
Dukungan sosial juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi niat kewirausahaan. Dukungan ini dapat berasal dari keluarga, teman, atau komunitas yang lebih luas, dan bisa dalam bentuk dukungan emosional, saran, atau bantuan praktis. Sayangnya, dalam banyak kasus, mahasiswa wanita mungkin tidak merasa mendapatkan dukungan yang cukup untuk berkecimpung dalam kewirausahaan.
Pengalaman sebelumnya yang dialami ketika mencoba berusaha melakukan bisnis juga memengaruhi niat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Memiliki pengalaman langsung dalam menjalankan bisnis ternyata dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan kewirausahaan, yang pada gilirannya dapat mendorong niat untuk menjadi wirausaha. Namun, kesempatan untuk mendapatkan pengalaman ini seringkali lebih sedikit dialami mahasiswa wanita dibandingkan mahasiswa pria.
Untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pengembangan ekonomi, upaya harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap kewirausahaan di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa wanita. Hal ini melibatkan pembangunan budaya dan lingkungan yang mendukung kewirausahaan, serta upaya untuk mengurangi kendala-kendala yang dihadapi oleh mahasiswa dalam memulai usaha kewirausahaan.
Dengan mendukung dan memfasilitasi kewirausahaan di kalangan mahasiswa, kita tidak hanya mempromosikan kesetaraan gender, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Untuk itu, penting bagi kita semua, mulai dari institusi pendidikan, pemerintah, hingga masyarakat luas, untuk mengakui dan mengatasi perbedaan dan kendala yang dihadapi oleh mahasiswa pria dan wanita dalam berkecimpung di dunia kewirausahaan.
Keterlibatan aktif institusi pendidikan sangat penting dalam upaya ini. Universitas dan perguruan tinggi dapat menyediakan kursus dan pelatihan kewirausahaan yang tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membantu membangun rasa percaya diri dan memahami tantangan yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa wanita. Selain itu, memberikan kesempatan bagi mahasiswa wanita untuk terlibat dalam proyek kewirausahaan dan magang sehingga dapat memberi mereka pengalaman praktis yang sangat berharga.
Selain itu, pemerintah dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan kebijakan dan program yang mendukung kewirausahaan di kalangan mahasiswa, seperti memberikan bantuan keuangan, penyediaan ruang kerja bersama (co-working spaces), dan memfasilitasi akses ke jaringan profesional.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Mereka dapat memberikan dukungan emosional dan moral, serta memberikan saran dan bantuan praktis kepada mahasiswa yang berminat untuk memulai usaha mereka sendiri. Masyarakat juga dapat berperan dalam membantu mengubah persepsi tentang kewirausahaan, khususnya di kalangan mahasiswa wanita, dan mendorong mereka untuk mengejar impian mereka.
Terakhir, penting bagi kita untuk memahami bahwa tidak ada solusi tunggal yang akan memecahkan masalah ini. Setiap mahasiswa memiliki latar belakang, pengalaman, dan tantangan yang unik, dan solusi yang efektif akan membutuhkan pendekatan yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
Menyadari pentingnya kewirausahaan bagi pengembangan ekonomi dan kesetaraan gender, kita harus berusaha untuk mengatasi kesenjangan yang ada dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua mahasiswa yang ingin berkecimpung dalam dunia kewirausahaan. Dengan demikian, kita akan dapat memberikan mereka alat yang mereka butuhkan untuk sukses, dan pada akhirnya, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesetaraan gender di masyarakat kita.
Catatan:
1. Konten ini telah tayang di https://seputarmalang.com/opini/kesetaraan-gender-dalam-kewirausahaan-mahasiswa/1850/
2. Foto: desain pribadi.