Anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai proses perubahan sosial politik dan ekonomi yang tengah berlangsung. Realitas tersebut dapat dilihat dari berbagai komunitas yang ada di masyarakat, anak-anak seringkali menjadi korban pertama dan menderita, serta terpaksa terhambat proses tumbuh kembang mereka secara wajar karena ketidak mampuan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam memberikan pelayanan sosial yang terbaik bagi anak-anak. Bagong Suyanto menegaskan, di Indonesia diperkirakan jumlah anak yang putus sekolah mencapai 11,7 juta. Sementara itu sekitar 10,6 juta anak mengalami kecacatan, 70 – 140 ribu anak perempuan terpuruk dan menjadi korban exploritas seksual komersial, 400 ribu anak terpaksa menjadi pengungsi karena kerusuhan berdarah yang meletup di berbagai wilayah, puluhan ribu anak terpaksa hidup di jalanan. Jutaan anak kekurangan gizi dan bahkan ribuan diantaranya tewas karena menderita marumus dan kwashiorkor. Di wialayah malang raya kasus keterlibatan anak dalam dunia kerja, kekerasan terhadap anak, eksploitasi seksual anak, bahkan trafiking juga masih relatif tinggi.
Kenyataannya dapat dilihat banyak anak yang tidak mendapat perhatian yang semestinya, sehingga mereka harus hidup di jalanan. Pemandangan yang acap kali ditemui di pusat perbelanjaan, pasar, terminal, lampu merah di jalanan, dan sebagainya, beberapa anak usia sekolah yang meminta-minta, berjualan koran, mengamen atau becanda dengan kawan-kawannya. Mereka inilah yang disebut anak jalanan. Sebagian atau seluruh waktu anak jalanan dihabiskan di jalan, mereka rentan terhadap kejahatan baik berupa kekerasan fisik, mental, maupun seksual.
Pusat Kajian Gender dan Anak (PSGA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang merupakan bagian dari perguruan tinggi mempunyai peran dan tugas melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk dharma pertama dari perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan secara terintegrasi oleh perguruan tinggi masing-masing. Dalam hal ini PSGA proaktif dalam mendorong terlaksananya pembelajaran berperspektif gender.