Sabtu, 23 Maret 2024 – Kepala Pusat Studi Gender dan Agama (PSGA) UIN Malang, Dr. Istiadah, MA, menjadi pembicara utama dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan di Masjid Attarbiyah UIN Malang. Dalam acara tersebut, panitia memberikan tema utama “Membangun Empati Dengan Puasa”.
Dr. Istiadah memulai presentasinya dengan membahas tentang konsep empati menurut beberapa pakar, perbedaan antara empati dan simpati, serta ciri-ciri empati. Dia kemudian menjelaskan bahwa puasa memiliki peran penting dalam memupuk rasa empati. Dengan merujuk pada Surat Al-Baqarah ayat 183, Dr. Istiadah mengutip Habib Jakfar bahwa puasa memberikan kesempatan kepada orang-orang yang beriman untuk merasakan rasa lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh orang-orang yang kurang mampu.
Tujuan utama dari puasa, lanjutnya, adalah mencapai tingkat taqwa (kesadaran akan Allah). Sebagaimana tercantum dalam ayat 134 Surat Ali Imran, indikator taqwa antara lain adalah memberikan nafkah baik pada waktu kelapangan maupun kesempitan. Dr. Istiadah menambahkan bahwa nafkah yang dimaksud tidak hanya terbatas pada harta, tetapi juga dapat berupa senyuman atau tindakan lain yang meringankan beban orang lain.
Sebagai seorang ahli dalam studi gender dan agama, Dr. Istiadah juga mengaitkan pentingnya empati suami terhadap istrinya. Dia menjelaskan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peran reproduksi yang berbeda, dengan perempuan mengalami lebih banyak fase sakit, seperti menstruasi, kehamilan, persalinan, dan menyusui. Oleh karena itu, Dr. Istiadah menekankan pentingnya bagi calon suami untuk melatih diri agar bisa berempati pada pasangannya kelak setelah menikah.
Acara pengajian ini dihadiri oleh para mahasiswa dan mahasiswi semester 2 yang masih tinggal di Ma’had Sunan Ampel Al Ali yang antusias untuk memperdalam pemahaman tentang empati dan puasa dalam konteks agama dan kehidupan sehari-hari. Semoga melalui kegiatan ini, kesadaran akan pentingnya empati dan pengalaman puasa dapat meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan sosial masyarakat.