Oleh: Istiadah, Ketua PSGA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
The Impossible Dream adalah film besutan United Nation yang menggambarkan perjuangan seorang wanita yang bermimpi mengubah peran tradisional dalam rumah tangganya. Meskipun bekerja di luar rumah, ia masih harus menghadapi tugas-tugas rumah tangga yang berat dan melayani suaminya yang patriarkhis. Dalam perjalanan panjangnya, ia bertekad untuk mengubah pandangan suaminya tentang kesetaraan gender dan membuktikan bahwa perempuan dapat mencapai impian mereka di luar dan di dalam rumah.
Ketidaksetaraan gender dalam pembagian kerja rumah tangga bukanlah hanya ada dalam film, namun hal ini masih menjadi masalah yang mempengaruhi jutaan perempuan di seluruh dunia. Mereka sering kali harus mengatasi beban ganda dari pekerjaan di luar rumah dan tugas domestik di rumah. Meskipun perempuan telah membuat kemajuan besar dalam mengakses pendidikan tinggi dan mencapai kesuksesan di tempat kerja, pembagian kerja yang tidak adil dalam rumah tangga masih menjadi hambatan besar bagi perjuangan kesetaraan gender.
Pada masa lalu, perempuan sering kali terbatas pada peran tradisional sebagai pengurus rumah tangga dan ibu rumah tangga. Namun, seiring dengan berbagai perubahan sosial dan perkembangan kesetaraan gender, perempuan telah mampu memasuki dunia kerja dan mencapai berbagai prestasi. Mereka kini memiliki akses yang lebih besar ke pendidikan tinggi dan peluang karier yang lebih luas.
Namun, tantangan muncul ketika perempuan yang bekerja di luar rumah masih dihadapkan pada beban tugas rumah tangga yang berat. Banyak suami masih enggan untuk ikut serta dalam pekerjaan rumah tangga, dengan alasan bahwa itu adalah urusan perempuan. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam pembagian kerja dan memberikan beban tambahan pada perempuan.
Perempuan yang bekerja di luar rumah seringkali harus mengurus anak-anak, membersihkan rumah, memasak, dan menjalankan tugas-tugas rumah tangga lainnya setelah pulang kerja. Kondisi ini menyebabkan kelelahan fisik dan emosional yang signifikan, serta dapat merusak kualitas hidup mereka.
Dalam banyak kasus, perempuan tidak memiliki pilihan selain terus menerus mengatasi beban ini atau menghadapi konflik dalam pernikahan mereka. Banyak yang memilih untuk bertahan demi keluarga mereka, namun, ada juga yang sampai pada titik di mana mereka tidak lagi sanggup dan memilih untuk bercerai sebagai jalan keluar.
Ketidaksetaraan gender dalam pembagian kerja rumah tangga tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga memengaruhi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Hubungan suami-istri yang seharusnya merupakan sumber dukungan dan kerja sama dapat terganggu, yang pada gilirannya dapat berdampak pada perkembangan anak-anak.
Mengatasi Tantangan dan Menciptakan Perubahan
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu ada perubahan budaya yang mendalam. Penting untuk mengubah pandangan masyarakat tentang tugas-tugas rumah tangga dan menekankan pentingnya pembagian kerja yang adil di dalam keluarga.
Suami dan istri harus berkomunikasi dengan baik tentang pembagian kerja rumah tangga dan mencari cara untuk mengatasi ketidakseimbangan. Perempuan tidak boleh merasa terbebani oleh peran ganda mereka dan harus merasa didukung oleh pasangan mereka. Suami perlu lebih terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan tidak hanya memandangnya sebagai tanggung jawab perempuan.
Selain itu, pemerintah dan lembaga-lembaga sosial perlu mendukung inisiatif yang mendorong kesetaraan gender dalam rumah tangga. Program-program pendidikan dan kesadaran gender harus didorong untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kesetaraan gender dan pentingnya pembagian kerja yang adil.
Pengusaha juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesetaraan gender. Mereka perlu memberikan fleksibilitas kerja yang memungkinkan perempuan dan laki-laki untuk mengatasi tugas-tugas rumah tangga tanpa mengorbankan karier mereka. Dengan memberikan opsi kerja jarak jauh, jadwal yang fleksibel, dan dukungan dalam menghadapi tantangan rumah tangga, pengusaha dapat membantu memecahkan masalah ini.
Kesetaraan gender dalam pembagian kerja rumah tangga adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih setara dan berkelanjutan. Semua pihak, baik individu, keluarga, maupun masyarakat secara lebih luas, harus berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif ini. Dengan kesadaran dan kerja sama bersama, kita dapat memastikan bahwa perempuan tidak lagi merasa terbebani oleh peran ganda mereka, dan kita dapat membangun rumah tangga yang lebih bahagia dan harmonis bagi semua orang.
Kesimpulan
Pembagian kerja dalam rumah tangga yang tidak adil merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam perjuangan mencapai kesetaraan gender. Seiring dengan terbukanya kesempatan untuk perempuan dalam pendidikan tinggi dan dunia kerja, ada kebutuhan mendalam untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga.
Perempuan yang memainkan peran ganda sebagai pekerja dan pengurus rumah tangga sering menghadapi tekanan ganda dan beban emosional yang berat. Meskipun perkembangan sosial telah membawa perubahan besar, banyak suami masih enggan terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, yang menciptakan ketidakseimbangan dalam pembagian kerja.
Pentingnya kesetaraan gender dalam pembagian kerja rumah tangga harus dipahami oleh masyarakat secara luas. Perlu ada perubahan budaya yang mendalam untuk mengubah pandangan tradisional tentang peran perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga. Suami dan istri harus berkomunikasi dengan baik dan mencari cara untuk mencapai kesepakatan tentang pembagian kerja yang adil.
Pemerintah, lembaga sosial, dan pengusaha juga memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan ini. Program-program pendidikan dan kesadaran gender harus didorong untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kesetaraan gender, sementara pengusaha harus memberikan dukungan dalam mengatasi tantangan rumah tangga.
Kesetaraan gender dalam pembagian kerja rumah tangga adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih setara dan berkelanjutan. Semua pihak, baik individu, keluarga, maupun masyarakat secara lebih luas, harus berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif ini. Dengan kesadaran dan kerja sama bersama, kita dapat memastikan bahwa perempuan tidak lagi merasa terbebani oleh peran ganda mereka, dan kita dapat membangun rumah tangga yang lebih bahagia dan harmonis bagi semua orang.