Di era modern ini, tak dapat dipungkiri bahwa banyak pergaulan anak remaja yang menormalisasikan seks bebas, meminum-minuman keras, dan lain-lain. Sebagian besar hal tersebut disebabkan oleh adanya kesenjangan antara orang tua dengan anak. Kesenjangan tersebut dapat bermula dengan adanya konflik di keluarga seperti kasus perceraian orang tua, keadaan orang tua yang sering memunculkan pertengkaran atau perselisihan, kurangnya tanggung jawab orangtua terhadap anak, kondisi keluarga yang tidak memiliki toleransi terhadap anak-anaknya. Hal ini sesuai dengan penyataan Poha et al (2022) bahwa situasi keluarga yang tidak baik menjadi aktor-faktor penyebab kenakalan anak di bawah umur.
Kasus Pergaulan bebas pada anak di bawah umur telah menjadi masalah yang mendesak dalam masyarakat modern. Dampaknya yang merusak terhadap perkembangan anak dan masa depan mereka membutuhkan perhatian serius. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami peran mereka dalam membentuk karakter dan nilai-nilai anak sejak dini sebagai upaya pencegahan yang efektif terhadap fenomena tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan parenting yang tepat untuk anak sejak dini.
Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa parenting bukanlah tugas yang hanya dimulai ketika anak sudah remaja atau ketika masalah muncul. Sebaliknya, proses pengasuhan dimulai sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Pola asuh terhadap anak dapat dimulai dari membangun interaksi dengan anak melalui komunikasi yang terbuka, pengawasan aktif terhadap anak, dan memberikan pendidikan seks atau pergaulan yang sehat, serta pendidikan spiritual bagi anak.
Interaksi awal antara orang tua dan anak memiliki dampak yang signifikan pada pembentukan ikatan emosional dan kepercayaan diri anak, yang merupakan fondasi penting dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar di kemudian hari. Setelah interaksi terbangun akan muncul komunikasi terbuka yang berperan dalam membantu anak remaja memahami nilai-nilai keluarga, norma sosial yang diharapkan, dan konsekuensi perilaku yang beresiko. Orang tua perlu menciptakan lingkungan yang memungkinkan anak untuk merasa nyaman dalam berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Ini berarti orang tua harus mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami perspektif anak, dan memberikan pandangan yang bijaksana tanpa menghakimi.
Selain komunikasi, pengawasan aktif juga sangat penting. Orang tua harus memantau aktivitas anak dengan cermat, baik di dunia nyata maupun maya. Memahami dengan siapa anak berinteraksi dan apa yang mereka lakukan di luar rumah dapat membantu orang tua mendeteksi potensi risiko pergaulan bebas dan bertindak secara preventif.
Selanjutnya, pemberian pendidikan seksual yang sehat dan akurat juga merupakan bagian integral dari parenting yang efektif. Orang tua harus menjadi sumber informasi utama bagi anak mereka tentang seksualitas dan pergaulan yang sehat. Mereka harus memastikan bahwa anak-anak memahami pentingnya menghormati diri sendiri dan orang lain dalam hubungan interpersonal, serta pentingnya menjaga diri mereka.
Selain pendidikan seks sejak dini, pemberian pendidikan spiritual sangatlah penting sebagai dasar dari setiap tindakan yang dilakukan oleh anak. Ketika pendidikan spiritual telah tertanam di hati setiap anak maka mereka akan memiliki hubungan yang kuat kepada Allah SWT sehingga terbentuk iman yang kukuh serta enggan untuk melakukan hal-hal yang menjadi larangan-Nya, seperti pergaulan bebas atau kenakalan remaja.
Pernyataan di atas menggambarkan betapa pentingnya parenting orang tua sejak dini sebagai upaya pencegahan pergaulan bebas pada anak di bawah umur yang tidak dapat dipandang enteng. Dengan komunikasi terbuka, pengawasan aktif, pendidikan seksual yang sehat, serta pendidikan spiritual, orang tua dapat membantu melindungi anak-anak mereka dari bahaya pergaulan bebas. Melalui investasi waktu dan perhatian yang konsisten, mereka dapat membentuk fondasi yang kokoh bagi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
By : Qurota A’yun