Malang, 12 Februari 2024 – Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan tindakan preventif terhadap kekerasan seksual di lingkungan kampus, Profesor Doktor Umi Sumbulah, Warek 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, memberikan arahan penting kepada dosen Fakultas Humaniora.
Prof. Dr. Umi Sumbulah menegaskan peran proaktif dosen dan staf pendidikan dalam mencegah kasus kekerasan seksual di kampus. Dalam pertemuan awal perkuliahan yang dihadiri oleh dosen Fakultas Humaniora di ruang teater lantai 3 pada tanggal 12 Februari 2024, beliau menyoroti pentingnya Perangkat Sistem Pengelolaan Anti Kekerasan Seksual (PSGA) sebagai sektor utama dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).
“PSGA saat ini menjadi leading sector dalam PPKS. Oleh karena itu, diperlukan tenaga dosen yang menjadi gender focal point serta berperan dalam satuan tugas (satgas) PPKS,” ujar Prof. Dr. Umi Sumbulah.
Beliau juga menekankan pentingnya penggunaan saluran yang tepat untuk melaporkan kasus kekerasan seksual. “Apabila terjadi kekerasan seksual pada warga kampus, jangan ragu untuk melaporkannya. Laporkan kasus tersebut pada satgas PPKS. Sebelumnya, dapat juga dilaporkan pada PSGA,” tambahnya.
Rapat ini dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Humaniora, Dr. Faisol, M.Ag, yang menegaskan komitmen fakultas dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif. Sambutan juga disampaikan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Zainuddin, MA.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan akademik oleh Wakil Rektor 1, Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag, yang memberikan pemahaman mendalam tentang strategi UIN Malang dengan pendekatan model pembelajaran terintegrasi, yang mencakup integrasi nilai-nilai ulul albab, moderasi, termasuk anti kekerasan seksual, dan anti korupsi. Langkah-langkah untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan seluruh anggota komunitas kampus juga turut dibahas.
Dr. Halimi, Wakil Dekan 1 Fakultas Humaniora, menegaskan komitmen fakultas dalam mendukung program-program pencegahan kekerasan seksual serta memastikan implementasi yang serius. Beliau juga menyampaikan tentang langkah konkret yang telah diambil, seperti penerapan pakta integritas bagi mahasiswa dan tenaga pendidik, yang secara tegas menegaskan komitmen untuk tidak melakukan kekerasan seksual.
Komitmen bersama ini menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga lingkungan kampus yang aman dan inklusif bagi seluruh anggota komunitas akademik.