Oleh: Fuji Astutik, M.Psi, Psikolog – Dosen Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Belakangan ini muncul berbagai fenomena mengenai kesehatan mental. Salah satu penyebab yang membuat seorang individu adalah perasaan tidak diterima oleh lingkungannya. Utamanya figur terdekat yaitu orang tuanya, baik itu sosok ayah maupun sosok ibu. Tentunya penerimaan tersebut berasal dari bagaimana seorang anak diasuh dan dibesarkan.
Berkenaan dengan pengasuhan fenomena yang terjadi di Indonesia adalah hilangnya atau kurangnya figur ayah. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara nomor tiga berkaitan dengan fatherless atau father absent. Situasi hilangnya figur ayah atau kurangnya figur ayah bukan hanya disebabkan karena ayah pergi merantau, perpisahan karena perceraian atau meninggal. namun juga dapat terjadi ketika ayah hadir secara fisik namun tidak hadir secara psikologis. Yaitu ketika seorang ayah tidak terlibat dalam pengasuhan dan memasrahkan pengasuhan hanya pada ibu saja. Selain itu juga bisa disebabkan karena pengasuhan ayah yang otoriter sehingga menyebabkan ada rasa tidak aman yang dirasakan oleh seorang aman.
Beberapa kasus mengenai perasaan tidak aman adalah ketika ayah hadir sebagai sosok yang wajib ditakuti, suka memberikan hukuman, menuntut atau bahkan melakukan kekerasan baik fisik maupun psikologis. Selain itu terjadi juga pada ayah yang melakukan kekerasan pada ibu baik kekerasan secara fisik maupun psikologis. Salah satu yang paling sering dialami oleh anak adalah perasaan tidak diterima tanpa syarat. Yaitu perasaan di mana ayah tidak bisa menjadi pelindung bagi dia. Ayah tidak bisa memberikan dukungan untuk mengembangkan apa yang menjadi potensi anak dan ayah tidak permah memberikan apresiasi bagi anak saat anak sudah berusaha memenuhi keinginan ayahnya.
Kasus yang paling sering terjadi adalah ayah merasa tidak penting untuk mengakui kehebatan anak dengan alasan agar anak tidak mudah berpuas diri. Pemikiran seperti ini adalah pemikiran yang keliru dan memberikan persepsi pada anak bahwa ayah tidak menghargai usaha anak. Situasi ini akan memunculkan keadaan dimana anak tidak lagi merasakan ayah sebagai sosok yang aman dan menerima dia tanpa syarat.
Belum lagi fenomena membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain atau saudara. Membandingkan ini sering kali dianggap sebagai cara orang tua untuk memotivasi anak. Wahai ayah, percayalah bahwa membandingkan bukanlah cara yang tepat. Setiap kali ayah membandingkan, satu goresan luka telah dirasakan oleh anak. Bisa dibayangkan berapa kali ayah membandingkan anak dengan anak lain? Maka sebanyak itulah anak terluka. Ada anggapan lain juga bahwa tidak apa-apa tidak menjadi suami yang baik asal bisa menjadi ayah yang baik.
Image by StockSnap from Pixabay
Wahai ayah, ayah yang baik adalah ayah yang memberikan contoh bagaimana mencintai dengan cara menghargai dan mendukung pasangan. Ayah mereka yang kehilangan cinta di rumah akan berusaha mencarinya di luar sana. Ketika mereka terluka di luar sana, hal yang paling diinginkan adalah pelukan ayah. Tidak apa-apa semua orang jahat, tetapi ketika ada ayah, semuanya akan baik-baik saja. Tidak apa-apa tidak mendapatkan cinta dari orang lain, asal ayah memenuhi semuanya. Wahai ayah, ada banyak gejolak yang muncul dalam diri anak. Satu sisi ada rasa benci dengan sikap ayah, di sisi yang lain ada rasa sayang yang mendalam serta kerinduan akan pelukan ayah.
Oleh karena itu, mari berbenah, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk ayah, setiap ayah pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Setiap ayah pasti tidak ingin anaknya mengalami luka sama seperti yang ia alami. Maka dari itu, mari memulai harapan baik dengan cara yang baik. Berikan rumah yang tenang bagi anak untuk pulang. Penuhi kantong cinta anak agar dia tidak mengejarnya diluaran sana. Mari berikan contoh yang baik dalam mencitai dan mendukung pasangan. Mari berbenah peluk mereka yang sedang haus akan cinta seorang ayah. Karena semua rasa sakit psikologis yang dirasakan oleh orang dewasa berasal dari bagaiama dan luka apa yang ia dapat dari orang tua khususnya ayahnya.
Terakhir, ucapan terimakasih atas perjuangan ayah yang rela melakukan apapun untuk membahagiakan anak. Terimakasih telah menjadi ayah yang hebat di tengah tanggung jawab dan luka yang pernah ayah alami. Jika di dunia ini ada sosok yang paling kuat, maka ayah adalah sosok itu, sosok yang tidak akan pernah terganti oleh siapapun.
Selamat hari ayah!
*) Gambar utama: Image by Sasin Tipchai from Pixabay